Posted: 24 Sep 2025
Setelah melahirkan, banyak ibu memilih kontrasepsi hormonal seperti pil, suntik, implan, atau IUD hormonal untuk menunda kehamilan berikutnya. Alasannya jelas: praktis, efektif, dan mudah diakses.
Namun, sebuah penelitian terbaru yang dipublikasikan di JAMA Network Open (2025) menunjukkan bahwa penggunaan KB hormonal setelah melahirkan berkaitan dengan peningkatan risiko depresi postpartum. Lalu, apa artinya bagi Mama? Adakah pilihan lain yang lebih aman?
Depresi postpartum adalah gangguan mood yang dialami sebagian ibu setelah melahirkan, ditandai dengan rasa sedih berlebihan, cemas, mudah marah, dan kehilangan minat pada aktivitas sehari-hari. Kondisi ini bisa mengganggu ikatan ibu dengan bayi dan kualitas hidup keluarga.
Penelitian kohort besar di Denmark menemukan:
📌 Referensi: Skovlund, C.W., et al. (2025). Postpartum Hormonal Contraceptive Use and Risk of Depression. JAMA Network Open, 8(2), e2831950.
Metode KB Hormonal | Risiko Depresi Postpartum | Catatan |
Pil Kombinasi | Meningkat | Hormon tambahan bisa mempengaruhi mood. |
Suntik / Injeksi | Meningkat | Kadar progestin tinggi, mood lebih sensitif. |
Implan | Meningkat | Mirip suntik, risiko bertambah pada ibu dengan riwayat depresi. |
IUD hormonal | Sedikit meningkat | Hormon lokal, efek mood lebih ringan. |
Selain KB hormonal, ada metode kontrasepsi alami yang disebut MAL (Metode Amenorea Laktasi).
Syarat MAL efektif (WHO, 2019): 1. Bayi usia < 6 bulan. 2. Menyusui eksklusif, siang & malam. 3. Ibu belum kembali haid pasca melahirkan.
Jika tiga syarat ini terpenuhi, efektivitas MAL bisa mencapai 98%, hampir setara kontrasepsi modern jangka pendek.
Aspek | KB Hormonal | KB MAL |
Efektivitas | 91–99% (tergantung jenis & kepatuhan) | Hingga 98% bila syarat terpenuhi |
Pengaruh mood | Bisa meningkatkan risiko depresi postpartum | Tidak memengaruhi mood |
Durasi | Bisa jangka panjang (3–5 tahun untuk implan/IUD) | Hanya efektif sampai bayi 6 bulan |
Biaya | Berbayar (tergantung metode) | Gratis |
Dukungan ASI | Beberapa jenis bisa menurunkan produksi ASI (jarang) | Mendukung keberhasilan ASI eksklusif |
Tidak, Ma. KB hormonal tetap aman dan efektif. Hasil penelitian ini bukan untuk menakuti, tapi agar ibu bisa:
KB hormonal adalah pilihan kontrasepsi yang efektif, tapi penelitian menunjukkan adanya kaitan dengan peningkatan risiko depresi postpartum. Di sisi lain, KB MAL bisa menjadi alternatif alami, aman untuk mood, dan mendukung ASI eksklusif, meski hanya berlaku 6 bulan pertama.
💡 Intinya, setiap Mama berhak memilih metode KB yang paling sesuai dengan kondisinya. Jangan lupa, kesehatan mental sama pentingnya dengan kesehatan fisik.
Larsen, S. V., Mikkelsen, A. P., Lidegaard, Ø., & Frokjaer, V. G., et al. (2023). Depression associated with hormonal contraceptive use as a risk indicator for postpartum depression. JAMA Psychiatry, 80(7), 682-689. https://doi.org/10.1001/jamapsychiatry.2023.0807
Tiwari, K., Khanam, I., & Savarna, N. (n.d.). A study on effectiveness of lactational amenorrhea as a method of contraception. International Journal of Reproduction, Contraception, Obstetrics and Gynecology. https://doi.org/10.18203/2320-1770.ijrcog20183837