Efek UPF untuk Ibu Menyusui dan Perkembangan Otak Anak: Apa Kata Penelitian?

Posted: 24 Sep 2025

Apa Itu UPF (Ultra-Processed Food)?

UPF atau ultra-processed food adalah makanan hasil industri yang sudah mengalami banyak tahap pengolahan, ditambah berbagai bahan aditif (pengawet, pewarna, perasa buatan). Menurut NOVA Food Classification (Monteiro et al., 2019, Public Health Nutrition), UPF berbeda dengan makanan segar (real food) dan makanan olahan sederhana (processed food).

Perbedaan Real Food, Processed Food, dan UPF

Kategori Ciri-ciri Contoh
Real Food Hampir tanpa olahan, gizi masih utuh, tanpa tambahan zat aditif Buah segar, sayur, ikan, telur, daging segar
Processed Food Mengalami pengolahan sederhana, ditambah garam/gula/fermentasi untuk awet, masih dekat bentuk asli Roti tawar, keju, yoghurt plain, tempe, tahu
UPF Banyak tambahan (pengawet, pewarna, perasa buatan), tinggi gula, garam, lemak jenuh, rendah vitamin-mineral-serat Snack kemasan, mie instan, sosis, nugget, minuman manis

Kenapa Konsumsi UPF pada Ibu Menyusui Jadi Masalah?

Yang dimakan ibu menyusui akan memengaruhi kualitas ASI. Bila sebagian besar pola makan ibu berasal dari UPF, nutrisi yang diterima bayi bisa kurang optimal.

Bukti ilmiah:

  • Studi cross-sectional Brasil (Sousa et al., 2025, International Journal of Environmental Research and Public Health):
    Jika lebih dari 32% makanan ibu menyusui berupa UPF, bayi memiliki 3 kali lipat risiko mengalami stunting, wasting, atau overweight.
  • Review sistematis (Oliveira et al., 2022, Clinical Nutrition ESPEN):
    Konsumsi UPF pada ibu dan anak berhubungan dengan:
    • Malnutrisi
    • Risiko weaning dini (ASI terhenti lebih cepat)
    • Paparan bahan kimia dari kemasan (ftalat, BPA)
  • Studi kohort INMA Project, Spanyol (Puig-Vallverdú et al., 2022, Clinical Nutrition):
    Konsumsi UPF tinggi selama kehamilan berkaitan dengan skor verbal anak yang lebih rendah di usia 4–5 tahun → artinya, UPF tidak hanya memengaruhi pertumbuhan fisik, tapi juga perkembangan otak anak.

Bagaimana UPF Bisa Mempengaruhi Perkembangan Bayi?

Ada beberapa mekanisme yang menjelaskan hubungan UPF dengan tumbuh kembang bayi:

  1. Kandungan gizi rendah
    UPF kaya energi (gula, garam, lemak), tapi miskin vitamin, mineral, dan serat. Nutrisi penting untuk perkembangan otak bayi (misalnya asam lemak, zat besi, zinc, vitamin B) bisa berkurang.
  2. Kualitas ASI menurun
    Makanan tinggi gula dan lemak jenuh dapat memengaruhi profil asam lemak pada ASI, yang penting untuk perkembangan otak bayi.
  3. Paparan bahan kimia dari kemasan
    Zat seperti BPA atau ftalat dari plastik bisa berpindah ke makanan/ASI, berpotensi memengaruhi sistem hormon bayi.
  4. Kebiasaan makan jangka panjang
    Ibu yang terbiasa dengan UPF cenderung memperkenalkan makanan serupa pada anak, sehingga meningkatkan risiko obesitas dan pola makan tidak sehat sejak dini.

Efek Jangka Panjang untuk Anak

Dari hasil penelitian, konsumsi UPF yang tinggi saat ibu hamil maupun menyusui bisa berdampak jangka panjang:

  • Risiko malnutrisi ganda: anak bisa kekurangan gizi esensial, tapi juga kelebihan energi dari gula/lemak.
  • Gangguan perkembangan otak: studi kohort menunjukkan skor kognitif lebih rendah pada anak yang terpapar UPF sejak dalam kandungan.
  • Risiko penyakit kronis di masa depan: obesitas, diabetes, dan penyakit jantung lebih tinggi pada anak dengan pola makan tinggi UPF sejak kecil.

Tips Praktis Mengurangi UPF untuk Ibu Menyusui

Menghindari UPF 100% mungkin sulit, tapi mengurangi perlahan bisa membuat perbedaan besar untuk kesehatan ibu dan bayi.

  1. Ganti camilan kemasan dengan buah segar
    Pisang, apel, pepaya, alpukat lebih baik dibanding biskuit kemasan.
  2. Pilih minuman sehat
    Alih-alih minuman manis kemasan, pilih air putih, infused water, atau jus buah segar tanpa gula tambahan.
  3. Masak sederhana di rumah
    Telur rebus, sup sayur, atau tempe goreng lebih sehat dibanding nugget/instan.
  4. Baca label makanan
    Hindari produk dengan daftar bahan tambahan panjang, terutama dengan kandungan tinggi gula, garam, atau lemak trans.

Kesimpulan

UPF memang praktis, tapi penelitian kuat menunjukkan bahwa konsumsi berlebih pada ibu menyusui bisa memengaruhi kualitas ASI, meningkatkan risiko malnutrisi pada bayi, bahkan berdampak pada perkembangan otak anak.

Sebagai ibu, pilihan kecil setiap hari, seperti mengganti snack kemasan dengan buah segar adalah bentuk cinta terbesar untuk tumbuh kembang si kecil. 💕

Referensi:

  1. Monteiro, C. A., Cannon, G., Levy, R. B., Moubarac, J. C., Louzada, M. L. C., Rauber, F., … Jaime, P. C. (2019). Ultra-processed foods: What they are and how to identify them. Public Health Nutrition, 22(5), 936–941. https://doi.org/10.1017/S1368980018003762

  2. Sousa, P. H. S., Barcelos, R. S., Bandoni, D. H., Silva, L. G., Pessoa, M. C., & Claro, R. M. (2025). Association between ultra-processed food intake during lactation and infant nutritional status: A cross-sectional study in Brazil. International Journal of Environmental Research and Public Health, 22(3), 1456. https://doi.org/10.3390/ijerph22031456

  3. Oliveira, D., Silva, J., Assunção, M. C. F., Rauber, F., & Levy, R. B. (2022). Consumption of ultra-processed foods and impacts on health outcomes: A systematic review. Clinical Nutrition ESPEN, 50, 178–189. https://doi.org/10.1016/j.clnesp.2022.01.017

  4. Puig-Vallverdú, A., López-González, L., Guxens, M., Fernández-Barrés, S., Romaguera, D., & Vrijheid, M. (2022). Maternal ultra-processed food intake during pregnancy and cognitive development in preschool children: Findings from the INMA cohort. Clinical Nutrition, 41(5), 1042–1051. https://doi.org/10.1016/j.clnu.2021.12.023

Artikel Terkait