Posted: 10 Sep 2025
Banyak orang tua, terutama ibu menyusui, merasa khawatir ketika bayi mereka tidak buang air besar (BAB) selama beberapa hari. Apalagi jika bayi tersebut mendapatkan ASI eksklusif (full ASI) dan belum mengalami gangguan sebelumnya. Salah satu pertanyaan yang sering muncul adalah: "Apakah normal jika bayi tidak BAB selama 14 hari?"
Mari kita pahami bersama fakta medisnya.
Menurut rekomendasi dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), bayi berusia di atas 2 bulan yang mendapatkan ASI eksklusif memang bisa mengalami frekuensi BAB yang lebih jarang. Jika sebelumnya bayi bisa BAB setiap hari, pada usia ini frekuensinya bisa menurun menjadi setiap 5 hingga 7 hari sekali.
Selama feses (BAB) masih berbentuk lembek seperti pasta, dan bayi tidak menunjukkan tanda-tanda gangguan, kondisi ini masih dianggap normal.
Ketika bayi tidak BAB selama lebih dari satu minggu, misalnya hingga 14 hari, maka hal pertama yang perlu diperhatikan adalah adanya tanda bahaya atau ketidaknyamanan pada bayi.
Berikut ini adalah gejala yang perlu diwaspadai: - Bayi mudah rewel tanpa sebab yang jelas - Perut terasa keras saat disentuh - Bayi muntah atau demam - Berat badan tidak mengalami peningkatan atau justru menurun - Terdapat benjolan di sekitar anus
Apabila salah satu atau beberapa tanda di atas muncul, sebaiknya orang tua segera berkonsultasi dengan dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Jika bayi tetap terlihat aktif, tidak rewel, berat badannya terus meningkat, dan tetap menyusu dengan baik, maka kondisi tidak BAB selama 14 hari masih bisa dikategorikan normal, khususnya pada bayi yang mendapatkan ASI eksklusif.
Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor:
Meskipun kondisi ini bisa dianggap normal, orang tua tetap dapat membantu bayi agar frekuensi BAB menjadi lebih teratur. Beberapa langkah yang bisa dilakukan antara lain:
Teknik pijat ini membantu merangsang gerakan usus bayi. Pijat dilakukan dengan membentuk pola huruf I, L, dan U di area perut bayi. Waktu terbaik untuk melakukan pijat ini adalah sebelum mandi.
Letakkan bayi dalam posisi telentang, lalu gerakkan kakinya seolah-olah sedang mengayuh sepeda. Gerakan ini juga merangsang aktivitas usus bayi.
Salah satu indikator bayi mendapatkan cukup ASI adalah frekuensi buang air kecil minimal 6 kali per hari dan kenaikan berat badan yang stabil. Untuk panduan lebih lengkap, dapat mengacu pada tabel kecukupan ASI dari tenaga kesehatan atau konselor laktasi.
Bayi yang mendapatkan ASI eksklusif dan tidak BAB selama 14 hari tidak selalu dalam kondisi berbahaya, asalkan tidak terdapat tanda bahaya seperti muntah, demam, atau penurunan berat badan.
Namun, sebagai orang tua, tetap penting untuk melakukan pengamatan terhadap kondisi bayi dan berkonsultasi dengan tenaga medis apabila muncul gejala mencurigakan.