Jangan Sampai Salah! Begini Ciri-ciri ASI Basi!

Posted: 25 Aug 2024

Bagi sebagian ibu menyusui terutama dengan kondisi medis atau yang sedang bekerja, ASI perah menjadi begitu penting. Tetapi masih banyak ibu menyusui yang masih salah dalam menyimpan ASI perah ini. Kesalahan dalam penyimpanan ASI perah akan berpotensi menurunkan kualitas ASI. Agar Mommy tidak kehilangan manfaat besar ASI untuk buah hati, dalam tulisan ini akan membahas seputar pentingnya mengenali ciri-ciri ASI basi dan bagaimana cara menyimpan ASI perah yang benar.

1. Ciri - ciri ASI Basi

Memberikan ASI basi ke bayi itu sama sekali nggak boleh, ya, Moms. Kenapa? Karena ASI basi mengandung bakteri jahat yang bisa bikin bayi sakit perut, diare, bahkan demam. Bayangkan kalau kita makan makanan basi, pasti nggak enak kan? Nah, begitupun dengan bayi mom. Jadi, selalu pastikan ASI yang diberikan ke bayi itu segar ya, Moms.

Waspadai ASI apabila mengeluarkan tanda seperti berikut :

  • Berwarna tidak segar dan cenderung gelap
  • ASI memiliki lapisan yang terpisah dan setelah dicairkan tidak bisa menyatu
  • Berbau tengik
  • Rasanya sudah tidak segar, masam, dan umumnya seperti susu sapi yang sudah basi.

Jadi jika Mommy melihat ada ASI perah yang mommy simpan memiliki ciri-ciri seperti diatas. Sebaiknya langsung pisahkan atau membuangnya ya Moms. Mommy bisa konsultasikan masalah manajemen ASI perah dengan konselor menyusui Mom Uung agar tidak salah menerapkan manajemen ASI perah yang Mommy simpan.

2. Cara Menyimpan ASI Perah Agar Tidak Basi

Pemilihan wadah untuk menyimpan ASI menjadi sangat penting jika mommy memutuskan untuk menyetok ASI perah yang akan diberikan kepada bayi. Banyak mommy yang memilih botol kaca agar bisa menyimpan ASI perah dengan hemat tanpa perlu membuang kantong ASI perah. Namun penting untuk menghindari wadah yang mengandung unsur plastik atau bisphenol A (BPA), dan dianjurkan untuk memilih wadah yang bisa tertutup rapat.

Bagi ibu menyusui yang memilih kantong ASI untuk menyimpan ASI perah. Mommy bisa menggunakan kantong ASI satu kali pakai. Karena plastik memiliki sifat yang mudah untuk meninggalkan bakteri didalamnya. Sejauh ini sudah banyak kantong ASI dengan kualitas baik yang bisa menyimpan ASI dengan keterangan tanggal di luarnya. Jangan lupa untuk selalu memberikan tanggal di ASI perah agar memudahkan Mommy memberikannya kepada bayi mulai dari yang paling fresh. Ketika menyimpan ASI perah, mommy bisa menaruhnya dalam chiller kulkas dahulu. Perhatikan tips berikut saat akan membekukan ASI Perah:

  • Sisakan 25mm ruang pada wadah penyimpan karena ASI akan cenderung mengembang saat dibekukan.
  • Mommy bisa bekukan ASI perah dalam jumlah 120ml agar tidak terbuang kelak.
  • Simpan ASI perah di bagian terdalam freezer atau chiller, menghindari meletakkannya di bagian pintu chiller.
  • Baiknya Mommy segera membekukan ASI perah jika tidak dikonsumsi dalam 2 hari kedepan. Hal ini untuk menjaga kualitas ASI tidak menurun.
  • Lakukan penyimpanan secara bertahap dari suhu ruang masukkan dalam chiller, setelah beberapa jam bisa naikkan ke freezer. Tujuannya agar ASIP tidak mengalami perubahan suhu drastis
  • Apabila dipenuhi dengan bahan makanan, mommy bisa masukan dalam box agar memisahkan ASI dengan makanan lain di chiller.

Mommy juga bisa memperhatikan lemari pendingin untuk menyimpan ASIP. Pada lemari pendingin satu pintu, ASIP bisa bertahan hingga 2 minggu. Pada lemari pendingin dua pintu, ASIP bisa bertahan hingga 3-4 bulan lamanya. Dan apabila mommy menyimpan ASIP di freezer tanpa lemari pendingin bisa bertahan hingga 6 bulan lamanya. Dan pada deep-freezer bisa bertahan 6 bulan hingga 1 tahun.

3. Ketepatan Dalam Memerah ASI

Dalam memerah ASI, Mommy diwajibkan untuk mencuci bersih dan mensterilkan peralatan perah seperti pompa, kantong ASI atau botol ASI perah, dan payudara yang sudah di lap dengan air sebelumnya. Namun, mommy tidak harus mencucinya setiap setelah pumping. Mommy bisa menggunakan peralatan perah ASI kembali karena ASI memiliki imunitas tinggi yang tidak berbahaya. Mommy hanya perlu mensterilkan kembali peralatan pompa setiap 12 jam sekali.

Posisi dalam memerah juga penting untuk diperhatikan. Mommy bisa memerah dalam posisi yang nyaman. Duduk dan bersandar di sofa atau kasur. Hindari memperhatikan hasil pompa karena akan membuat mommy kurang rileks. Semakin rileks mommy maka ASI justru akan terstimulasi keluar. Mommy bisa memompa sambil menutup botol pompa dan mengonsumsi makanan favorit Mommy.

4. Penyajian Dan pemindahan ASI Perah

Penyajian ASI bisa dimulai dari yang paling fresh kepada bayi. Semula ahli menyarankan prinsip first in first out, namun seiring berkembangnya penelitian maka prinsip ini sudah tidak disarankan lagi. Mommy bisa memberikan ASI yang paling fresh ke bayi karena ASI yang paling fresh ini dinilai memiliki kualitas yang lebih mirip dengan ASI yang langsung dihisap oleh bayi dari payudara mommy. Jika Mommy ingin memberikan ASI yang sudah disimpan, sajikan dengan cara berikut untuk dikonsumsi bayi:

  1. Ambil ASI perah dari freezer, pindahkan ke dalam chiller hingga mencair. Jika mommy terburu-buru bisa rendam ke air mengalir.
  2. Siapkan air hangat lalu rendam ASI perah kedalam air hangat. Mommy tidak disarankan untuk mencairkan menggunakan microwave karena akan menciptakan titik panas yang bisa melukai rongga mulut bayi.
  3. Goyangkan perlahan ASI Perah untuk mencampur kembali lemak ASI.
  4. ASI perah yang sudah dicairkan bisa bertahan 2 jam untuk dikonsumsi bayi dan mommy tidak disarankan untuk membekukannya lagi.

Perlu diingat bahwa untuk mencegah bingung puting, mommy bisa memberikan ASI perah dengan menggunakan media pemberian ASI perah seperti cupfeeder, sendok, atau spuit. Tetap utamakan menyusui langsung agar produksi ASI Mommy terangsang dengan optimal. Bayi yang diberikan botol dot terlalu dini akan menyebabkan potensi semakin tinggi dan akhirnya tidak mau menyusu langsung ke mommy.

Stok ASI perah akan membantu mommy untuk digunakan saat bekerja atau saat Mommy berjauhan dengan bayi. Dengan mengetahui ciri-ciri ASI basi dan cara mencegahnya, kita bisa memastikan bayi mendapatkan nutrisi terbaik. Yuk, kita jaga kualitas ASI agar si Kecil tetap sehat dan tumbuh kembangnya optimal. Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter atau konsultan laktasi jika membutuhkan informasi lebih lanjut.

Referensi:

Dr. I.G.A.N. Partiwi,Sp.A.,MARS. (2024). Sang Bayi. Kompas. Jakarta.

Artikel Terkait